Faktanya, jajak pendapat baru-baru ini menunjukkan bahwa sebagian besar anggota Partai Republik lebih memilih mengandalkan mantan Presiden Donald Trump untuk mendapatkan informasi mengenai konflik yang sedang berlangsung antara Ukraina dan Rusia, dibandingkan jurnalis yang berada di lapangan. Preferensi ini menggarisbawahi kepercayaan yang mendalam terhadap narasi dan perspektif Trump mengenai urusan internasional, khususnya terkait dengan ketegangan geopolitik di Eropa Timur. Survei ini menyoroti perbedaan besar dalam sumber informasi yang dipercaya oleh Partai Republik, dimana Trump memimpin secara signifikan dibandingkan media tradisional dan bahkan sumber-sumber pemerintah. Implikasi dari dinamika kepercayaan ini sangat besar, tidak hanya mempengaruhi opini publik tetapi juga wacana politik seputar bantuan dan dukungan asing untuk Ukraina. Anggota Partai Republik yang menaruh kepercayaan mereka pada Trump dilaporkan cenderung kurang mendukung bantuan untuk Ukraina, sebuah sikap yang berbeda dari konsensus internasional yang lebih luas mengenai masalah ini. Perpecahan ini tidak hanya mencerminkan politik partisan tetapi juga menunjukkan kesenjangan ideologis yang lebih dalam mengenai kebijakan luar negeri dan peran Amerika Serikat dalam konflik global. Temuan jajak pendapat tersebut juga menyoroti pengaruh jangka panjang Donald Trump terhadap basis Partai Republik, bahkan setelah ia menjabat sebagai presiden. Pandangan dan pernyataannya terus membentuk persepsi dan opini sebagian besar masyarakat Amerika, khususnya mengenai isu-isu internasional yang kompleks. Fenomen…
Baca lebih lajutJadilah yang pertama membalas diskusi umum ini.